ANAK BATITA (Di bawah 3 Tahun)
1. Daya konsentrasi terbatas
Anak
Batita belum sanggup untuk berkosentrasi dalam jangka waktu lama.
Perhatian cepat dialihkan kepada kegiatan lain. Tetapi ia dapat
mendengarkan sebuah cerita dengan penuh perhatian, asal ceritanya
pendek, tidak melebihi lima menit. Anak batita senang bila cerita itu
diceritakan ulang berkali-kali dengan kata-kata yang sama.
2. Arti kata-kata belum pasti dimengerti
Pada
waktu seorang anak berumur tiga tahun ia mengenal k.l. 900 kata dan
akan bertambah menjadi k.l. 1500 kata menjelang 4 tahun. Kebanyakan kata
yang dipakai adalah kata benda; bentuk kalimatnya sederhana, terdiri
dari dua, tiga kata saja. Tetapi mereka dapat menyebut hal-hal yang
dilihat. Karena kata perbendaharaan katanya terbatas, ia belum pasti
mengerti arti kata yang didengar dan dipakai atau dihafal. Karena itu
perlu sekali dipakai kata-kata yang sederhana kalau membawa cerita
Alkitab. Kata-kata ayat hafalan juga perlu dijelaskan.
3. Belajar melalui panca indera
Panca
indera merupakan gerbang dari otak anak. Melalui melihat, mendengar,
mencium, merasa, dan meraba, anak dapat mengenal dunia di sekelilingnya.
Ia belajar melalui pengalaman langsung.
4. Rasa ingin tahu
Anak
batita terus bertanya karena didorong rasa ingin tahu. Pertanyaan
pertama merupakan: “Apa ini?” “Apa itu?”. Melalui bertanya seorang anak
menambah kemampuan pikiran dan pengetahuannya. Karena itu
pertanyaan-pertanyaan harus dijawab dengan sabar, meskipun sewaktu-waktu
membosankan.
5. Mulai mengerti mengenai waktu
Anak
batita mengembangkan pengertian mengenai jarak waktu dan mulai mengerti
istilah “kemarin”, “hari ini”, dan “hari esok”. Mereka juga dapat
mengingat kejadian-kejadian yang tidak terlalu lama dan berbicara
mengenainya.
6. Kesanggupan menghitung dan mengerti angka
Secara
rutin anak batita dapat berhitung sampai sepuluh, tetapi ia hanya dapat
menguasai dua atau tiga benda pada permulaan. Kwantitas itu bertambah
dengan bertambahnya umur.
ANAK KECIL (4-5 Tahun)
1. Kuat dalam menghayal
Mereka
kaya dalam hal berkhayal. Lewat kesanggupan mengkhyalnya ia mengisi
kekurangan dalam pengertian. Ia sulit membedakan di antara yang benar
dan yang dikhayalkan.
2. Suka meniru
Mereka
suka meniru. Melalui meniru ia mencari pengalaman untuk memahami dan
memasuki dunia orang dewasa yang makin lama makin menarik. Melalui
meniru pula mereka mendidik dirinya sendiri. Sebab itu perlu sekali
mereka melihat teladan yang baik. Karena mereka akan meniru segala
sesuatu yang menarik perhatiannya, baik atau buruk.
3. Mengembangkan pengertian akan jangka waktu
Anak
berumur 4 dan 5 tahun mulai mengerti mengenai minggu, bulan, dan juga
mulai mengerti musim-musim. Tapi mereka tidak mempunyai pegertian luas
akan masa lampau atau masa depan yang luas. Kalau bercerita kepada
mereka cukup menyebut “dulu” tanpa menyebut abad dan tahunnya.
4. Menghitung dan pengertian akan angka
Seorang
anak kecil sekarang sudah dapat menghitung sampai angka 30. Kemudian
mereka dapat mencocokkan angka dengan benda yang sesuai. Mereka senang
mempelajari nyanyian yang menyebutkan angka dan permainan jari yang
memakai jari-jari dalam hal menghitung. Mereka mulai menulis angka.
5. Menambah perbendaharaan kata
Anak
kecil yang banyak bergaul dengan kakak dan orang dewasa sangat
beruntung dalam hal menambah kata-kata dan menjadi lancar dalam memakai
bahasa. Anak berumur 4 tahun k.l. mengenal dan memakai 1550 kata, anak
berumur 5 tahun 2200 kata. Mereka senang berbicara dan senang mendengar
cerita.
ANAK TENGAH (6-8 Tahun)
1. Hal menulis dan membaca
Mengikuti
kelas satu sampai kelas tiga SD mendorong anak mulai belajar mnulis dan
membaca. Mereka bangga jika dapat membaca kalimat-kalimat pada surat
kabar dan majalah. Membaca buku cerita anak juga menjadi kesukaan
mereka, meski dengan perlahan-lahan.
2. Haus akan cerita
Meskipun
senang membaca, anak tengah belum bisa membaca dengan cepat. Sehingga
mendengar cerita merupakan hal yang sangat menyenangkan. Mereka mulai
membedakan antara cerita dongeng dan cerita nyata. Bila pada kelompok
ini ditanamkan keyakinan bahwa Tuhan berbicara kepada kita melalui
firman-Nya dan bahwa peristiwa yang diceritakan dalam Alkitab sungguh
terjadi, mereka akan bersemangat dalam mendengarnya dan akan memegangnya
sebagai keyakinan.
3. Konsentrasi lebih lama
Anak
tengah dapat bertahan lebih lama. Hal ini dikarenakan daya konsentrasi
mereka yang lebih lama. Mereka tahan mengikuti kebaktian anak yang
berlangsung dalam satu jam. Mereka juga dapat mengerti dan mengikuti
instruksi guru.
4. Belum mengerti hal yang abstrak
Anak
tengah belum dapat mengerti hal yang abstrak, yaitu sesuatu yang tidak
dapat dilihat dan dipegang. Karena itu bila dalam pelajaran yang
disampaikan ada kata-kata yang abstrak, guru perlu menjelaskannya,
seperti kata iman dan pengampunan. Istilah-istilah semacam itu hendaknya
dijelaskan melalui peristiwa dalam cerita. Mereka hanya mengerti
kata-kata dalam arti yang sebenarnya.
5. Cara berpikir “hitam putih”
Pengertian
anak tengah masih sederhana dan polos. Cara berpikir mereka adalah
“hitam putih”. Yang baik sungguh baik dan yang jelek sungguh jelek.
Mereka belum mengerti besarnya komplikasi kepribadian seseorang. Bahwa
seseorang pada satu saat bisa melakukan hal yang baik dan kemudian hari
melakukan hal yang tidak perlu dicontohi, masih terlalu sulit untuk
pengertian mereka.
6. Belum mempunyai pendapat sendiri
Pola
pemikiran anak berumur 6-8 tahun masih tergantung pada orangtua atau
guru mereka. Itu berarti, pola penilaian positif yang ditanamkan oleh
orangtua atau guru mempunyai pengaruh besar dalam hidup mereka. Dalam
rangka membangun kepribadian anak, sebaiknya mereka diberi kesempatan
untuk belajar mengambil keputusan atas hal-hal yang sederhana, juga
diijinkan bertanya atau memberikan pendapat secara spontan.
7. Hidup dari hari ke hari
Keterbatasan
tetapi juga keindahan dari cara hidup anak tengah adalah hidup dari
hari ke hari. Mereka tidak terlalu melihat ke belakang dan tidak
menguatirkan hari esok. Itu sebabnya mereka belum tertarik pada sejarah,
baik sejarah umum maupun sejarah Alkitab.
ANAK BESAR (9-11 Tahun)
1. Daya konsentrasi baik
Anak
besar telah mempunyai daya konsentrasi yang baik. Mereka sanggup duduk
untuk mendengar cerita selama 20 – 25 menit. Kesukaan mereka mempelajari
sejarah dapat diisi dengan cerita dalam urutan sejarah Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru. Juga dapat diajarkan mengenai peta Alkitab yang
berhubungan dengan cerita yang disampaikan. Daya konsentrasi yang baik
ini juga memungkinkan anak besar mempelajari ayat hafalan yang lebih
panjang kalimatnya.
2. Mempunyai banyak minat
Pengalaman
dan kesanggupan baru menimbulkan banyak cita-cita pada anak besar.
Mereka senang berolahraga, mengumpulkan perangko atau gambar
pahlawan/tokoh, juga benda-benda dari alam semesta.
Banyak
hal yang menarik minat anak besar. Melalui ketertarikan ini mereka
menyiapkan diri untuk memilih cita-cita yang akan dikembangkan. Bila
pengembangan cita-cita dibangun bersama dengan pengenalan akan Allah,
masa depan akan sampai dalam takut akan Tuhan.
3. Suka membaca
Keinginan
untuk menemukan banyak hal yang baru mendorong anak besar untuk
membaca. Mereka tidak lagi tertarik pada cerita khayal, tetapi kepada
hal yang sungguh-sungguh terjadi. Alangkah baiknya jika Sekolah Minggu
membuka perpustakaan dan menyediakan buku-buku yang mengisi kebutuhan
anak besar itu.
4. Mulai berpikir logis
Sejalan
dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan yang diperoleh di Sekolah Dasar,
anak besar semakin terlatih dalam hal berpikir. Memahami hal ini, dalam
interaksi kelas sebaiknya guru menciptakan pertanyaan-pertanyaan yang
merangsang pikiran anak.
Searah
dengan perkembangan logika mereka, anak besar memperhatikan apakah
hidup seseorang sesuai dengan perkataannya atau tidak. Mereka sendiri
ingin berbuat hal yang benar dan menuntut orang dewasa melakukan apa
yang mereka katakan.
Bahan diringkas dari sumber:
Judul Buku: Pedoman Pelayanan Anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar